Sejarah Kerajaan Aceh menceritakan wacana salah satu kerajaan islam yang terkemuka di wilayah nusantara. Kerajaan tersebut mengalami masa kejayaannya pada ketika dipimpin oleh seorang sultan yang berjulukan Sultan Iskandar Muda. Namanya memang begitu terkenal, bukan hanya di tanah Aceh saja, malinkan juga di tanah tanah lain di nusantara. Hal tersebut dikarenakan seiring dengan kemsyhuran kerajaan aceh ini, sehingga banyak orang yang mengenal pemimpinnya.
Berkembangnya kerajaan aceh sebagai salah satu kerajaan yang paling terkemuka ialah lantaran kerajaan tersebut mempunyai lokasi kekuasaan yang sangat strategis. Tepatnya ialah di wilayah pulau sumatera penggalan utara, dan snagat erat dengan jalur pelayaran interbasional. Hal tersebut menciptakan kerajaan aceh kerap dijadikan sebagai daerah singgah bagi para pelayar yang berasal dari banyak sekali negara dunia.
Masuknya para pelayar ke aceh tentu menjadikan banyak sekali macam perubahan pada kerajaan aceh. Beberapa hal yang snagat menonjol dalam perubahan tersebut ialah perubahan dalam bidang kebudayaan, sosial, ekonomi, dan juga politik. Masyarakat yang berasal dari luar aceh, dan singgah di daerah tersebut menawarkan banyak ilmu kepada aceh. Pada akhirnya, apa yang terjadi di aceh pun juga dibawa keluar oleh orang orang yang singgah, dan menjadi informasi yang tersebar dari lisan ke mulut. Aceh menjadi dikenal secara luas.
Di bawah kekuasaan Sultan Ali Mughayatsyah, Kerajaan Aceh berhasil melaksanakan ekspansi ke banyak sekali wilayah, beberapa diantaranya ialah wilayah di sekitar Daya dan juga Pasai. Tidak hanya itu, di bawah kepemimpjnan Sultan Ali Mughayat Syah, Aceh juga berhasil menyerang kerajaan aru dan juga melawan Portugis yang menguasai selat malaka. Jelas ini ialah sebuah prestasi yang sanggup dibanggakan.
Untuk raja yang kedua, atau raja yang menggantikan Sultan Ali Mughayat Syah, sumber Sejarah Kerajaan Aceh menyebutkan bahwa Sultan Salahuddinlah yang menjabatnya. Secara silsilah sanggup ditelusuri, bahwa Sultan Salahuddin ialah putra dari Sultan Ali Mughayat Syah, sehingga masuk akal jikalau ia lalu menggantikan ayahnya ketika ia telah wafat. Pemerintahan Sultan Salahuddin berlangsung mulai tahun 1528 hingga 1537 masehi.
Ketika dipegang oleh Sultan Salahuddin ini, kerajaan aceh kian hari kian memperlihatkan kemuduran. Terjadi kegoyahan dalam pemerintahan tersebut. Itu disebabkan oleh kurang perhatiaannya sang sultan yang memimpin terhadap kerajaannya. Setelah itu, berdasarkan banyak sekali sumber yang mengisahkan wacana Sejarah Kerajaan Aceh Lengkap, Sultan Salahuddin eksklusif digantikan oleh saudaranya yang berjulukan Alauddin Riayat Syah al-Kahar.
Kemudian, Alauddin inilah yang menjadi raja selanjutnya untuk Kerajaan Aceh. Ia memerintah mulai 1537 hingga dengan 1568. Waktu yang cukup usang sebagai seorang pemimpin. Saat itu, aceh mengalami banyak perubahan ke arah yang jauh lebih baik daripada ketika dipimpin oleh Sultan Alauddin. Hingga pada akhirnya, Kerajaan Aceh kembali mengganti kepemimpinan. Pemimpin selanjutnya ialah Sultan Iskandar Muda. Pada masa pemerintahannya lah aceh menngalami masa kejayaan.
Sultan Iskandar Muda memerintah pada tahun 1607 hingga 1636 masehi. Memang ada jeda dari Sultan Alauddin dengan Sultan Iskandar Muda. Hal tersebut dikarenakan minimnya sumber yang menyebutkan siapa saja raja yang berkuasa pada ketika itu, sehingga tidak banyak diulas dalam penulisan Sejarah Kerajaan Aceh. Terdapat beberapa peninggalan kerajaan aceh yang hingga sekarang masih ada.
Berkembangnya kerajaan aceh sebagai salah satu kerajaan yang paling terkemuka ialah lantaran kerajaan tersebut mempunyai lokasi kekuasaan yang sangat strategis. Tepatnya ialah di wilayah pulau sumatera penggalan utara, dan snagat erat dengan jalur pelayaran interbasional. Hal tersebut menciptakan kerajaan aceh kerap dijadikan sebagai daerah singgah bagi para pelayar yang berasal dari banyak sekali negara dunia.
Masuknya para pelayar ke aceh tentu menjadikan banyak sekali macam perubahan pada kerajaan aceh. Beberapa hal yang snagat menonjol dalam perubahan tersebut ialah perubahan dalam bidang kebudayaan, sosial, ekonomi, dan juga politik. Masyarakat yang berasal dari luar aceh, dan singgah di daerah tersebut menawarkan banyak ilmu kepada aceh. Pada akhirnya, apa yang terjadi di aceh pun juga dibawa keluar oleh orang orang yang singgah, dan menjadi informasi yang tersebar dari lisan ke mulut. Aceh menjadi dikenal secara luas.
Raja Raja Kerajaan Aceh
Dalam Sejarah Kesultanan Aceh, tercatat beberapa nama yang pernah memimpin kerajaan aceh dari masa ke masa. Raja yang pertama ialah Sultan Ali Mughayat Syah. Sumber sumber yang ada menyebutkan bahwa ia memimpin mulai tahun 1514 hingga pada tahun 1528 masehi.Di bawah kekuasaan Sultan Ali Mughayatsyah, Kerajaan Aceh berhasil melaksanakan ekspansi ke banyak sekali wilayah, beberapa diantaranya ialah wilayah di sekitar Daya dan juga Pasai. Tidak hanya itu, di bawah kepemimpjnan Sultan Ali Mughayat Syah, Aceh juga berhasil menyerang kerajaan aru dan juga melawan Portugis yang menguasai selat malaka. Jelas ini ialah sebuah prestasi yang sanggup dibanggakan.
Untuk raja yang kedua, atau raja yang menggantikan Sultan Ali Mughayat Syah, sumber Sejarah Kerajaan Aceh menyebutkan bahwa Sultan Salahuddinlah yang menjabatnya. Secara silsilah sanggup ditelusuri, bahwa Sultan Salahuddin ialah putra dari Sultan Ali Mughayat Syah, sehingga masuk akal jikalau ia lalu menggantikan ayahnya ketika ia telah wafat. Pemerintahan Sultan Salahuddin berlangsung mulai tahun 1528 hingga 1537 masehi.
Ketika dipegang oleh Sultan Salahuddin ini, kerajaan aceh kian hari kian memperlihatkan kemuduran. Terjadi kegoyahan dalam pemerintahan tersebut. Itu disebabkan oleh kurang perhatiaannya sang sultan yang memimpin terhadap kerajaannya. Setelah itu, berdasarkan banyak sekali sumber yang mengisahkan wacana Sejarah Kerajaan Aceh Lengkap, Sultan Salahuddin eksklusif digantikan oleh saudaranya yang berjulukan Alauddin Riayat Syah al-Kahar.
Kemudian, Alauddin inilah yang menjadi raja selanjutnya untuk Kerajaan Aceh. Ia memerintah mulai 1537 hingga dengan 1568. Waktu yang cukup usang sebagai seorang pemimpin. Saat itu, aceh mengalami banyak perubahan ke arah yang jauh lebih baik daripada ketika dipimpin oleh Sultan Alauddin. Hingga pada akhirnya, Kerajaan Aceh kembali mengganti kepemimpinan. Pemimpin selanjutnya ialah Sultan Iskandar Muda. Pada masa pemerintahannya lah aceh menngalami masa kejayaan.
Sultan Iskandar Muda memerintah pada tahun 1607 hingga 1636 masehi. Memang ada jeda dari Sultan Alauddin dengan Sultan Iskandar Muda. Hal tersebut dikarenakan minimnya sumber yang menyebutkan siapa saja raja yang berkuasa pada ketika itu, sehingga tidak banyak diulas dalam penulisan Sejarah Kerajaan Aceh. Terdapat beberapa peninggalan kerajaan aceh yang hingga sekarang masih ada.